Masjid Taqwa Wonokromo, Simbol Kekhusukan dan Kebanggaan Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta

Masjid Taqwa Wonokromo

Sakatourtravel.com – Masjid Taqwa Wonokromo, yang terletak di tepian Sungai Opak dan Oya, membawa kekhusukan dalam ibadah. Dengan letaknya yang jauh dari keramaian kota, tempat ini menghadirkan suasana yang mendalam bagi para jamaahnya. Dibangun di atas tanah putih seluas 5000 meter persegi, dengan bangunan aslinya mencakup 420 meter persegi, kini berkembang menjadi 750 meter persegi setelah melalui proses pengembangan. Bagian serambi masjid menempati luas 250 meter persegi, sementara ruang perpustakaannya seluas 90 meter persegi, dan halaman yang luasnya mencapai 4000 meter persegi.

Sejarah dan Perjalanan Keagungan

Masjid Taqwa Wonokromo mengakar pada sosok sentral, Kyai Mohammad Fakih, menantu dari Ki Derpoyudo, dan Kakak ipar Sri Sultan Hamengku Buwono I. Kyai Mohammad Fakih, seorang guru agama Islam, menyarankan Sultan untuk memilih individu yang dapat mengajar dan membimbing dalam akhlak dan budi pekerti, yang disebut Pathok.

Pertumbuhan masjid ini dimulai saat Ki Muhammad Fakih diangkat sebagai kepala Pathok. Diberikan tanah di sebelah selatan Ketonggo sebagai wujud penghargaan, sebuah masjid kecil bernama Wa Ana Karoma, yang berarti Agar Mulya Sungguh-sungguh, dibangun di tempat tersebut. Kyai Mohammad Fakih juga dikenal dengan sebutan Kyai Sedo Laut, menggambarkan wafatnya dalam perjalanan haji di Selat Malaka, sementara putranya, KH Abdullah, terdampar di sana.

Masjid Taqwa Wonokromo

Pada awalnya, bangunan Masjid Taqwa memiliki bentuk kerucut dengan atap dari tanah liat, serambi bergaya limasan dengan satu pintu di depan, menggunakan bambu sebagai bahan, dan atap dari anyaman ilalang. Namun, transformasi terjadi di tahun 1867, mengganti atap dengan genteng, dinding dengan batu bata, dan lantai campuran dari gamping dan bata merah serta pasir.

Artikel Terkait :  Trek Petualangan di Kalisuci, Memahami Keindahan dan Pesonanya

Baca Juga : Hutan Wisata Kalibiru, Wisata Alam yang Menakjubkan

Perombakan berkelanjutan terjadi, termasuk penggantian kerangka bambu dengan kayu nangka pada tahun 1913. Pada tahun 1986, bantuan dari Presiden RI memungkinkan pembangunan dengan konstruksi beton bertulang, mempertahankan corak kejawen sesuai dengan perintah dari Keraton.

Warna cat yang dipilih, seperti hijau, kuning, merah, dan kuning emas (prodo), dipilih karena filosofi mendalam yang mereka miliki. Pada tahun 2003, dukungan dari Dinas Pariwisata Yogyakarta digunakan untuk membangun gedung pertemuan di bagian utara serambi masjid dan menghidupkan kembali kolam di sisi kiri dan kanan serambi masjid.

Cara Menuju Lokasi

  • Untuk sampai ke Masjid Taqwa Wonokromo dengan kendaraan pribadi roda dua atau empat
  • Taxi

Tempat Terdekat

Jangan lewatkan untuk mengunjungi Makam Raja-raja Imogiri, Makam Seniman Giri Sapto, dan Batik Giriloyo, yang berdekatan dengan masjid ini.

Masjid Taqwa Wonokromo adalah sebuah perjalanan sejarah yang membawa makna mendalam bagi masyarakat Wonokromo, menjadi bukti keagungan arsitektur dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Baca Juga : Paket Family Gathering

Incoming search terms:

  • cat genteng
  • kyai sedo masjid
  • Masjid bersejarah jogja
  • silsilah derpoyudo
  • warna cat tempat wudhu
  • warna cat masjid
  • warna cat dinding masjid
  • sejarah wonokromo pleret
  • sungai di wonokromo pleret bantul
  • Tni cat masjid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *