Eksplorasi Mendalam di Tengah Desa Minomartani, Masjid Sulthoni Plosokuning, yang megah, berdiri gagah di Jl. Plosokuning Raya No. 99, desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengundang kita untuk merenung dalam sejarah dan keagungan arsitektur. Dengan tanah seluas 2.500 meter persegi, milik langsung kasultanan Yogyakarta, masjid ini menghadirkan keelokan bangunan seluas 328 meter persegi yang memberikan tempat yang lapang dan khusyuk bagi para jamaahnya.
Jejak Bersejarah dari Masa Sultan Hamengku Buwono III
Dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono III, yang juga ayahanda dari P. Diponegoro, Masjid Sulthoni Plosokuning menggambarkan kebesaran dan keagungan pada zamannya. Kyai Raden Mustafa (Hanafi I), abdi dalem masjid, pathok negorokeraton Kasultanan Yogyakarta di Plosokuning, turut memainkan peran penting dalam pembangunan masjid ini.
Mirip dengan Masjid Agung Kauman, masjid ini menggambarkan keindahan arsitektur yang memukau. Komponen-komponennya, seperti Mihrab, kentongan, dan bedug, dipelihara dengan cermat, menjadikan Masjid Sulthoni Plosokuning sebagai salah satu Masjid Pathok Negoro yang istimewa.
Renovasi yang Meninggalkan Jejak Bersejarah
Seiring berjalannya waktu, Masjid Sulthoni Ploso Kuning telah mengalami beberapa kali renovasi. Meskipun beberapa arsitektur tradisional mengalami perubahan, seperti lantai yang awalnya plesteran biasa menjadi lantai keramik, keindahan dan keaslian tetap terjaga.
Renovasi pada tahun 1976 melibatkan penggantian lantai dari plesteran menjadi tegel biasa. Tahun 1984 menyaksikan perubahan daun pintu dan tembok masjid. Pada tahun 2000, empat tiang utama dan elemen-elemen lainnya mengalami renovasi, diikuti oleh perbaikan pada bagian serambi dan tempat wudhu pada tahun 2001. Renovasi ini dilakukan dengan kerjasama Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan dukungan swadaya masyarakat setempat.
Baca Juga : Malioboro, Pesona Kawasan Ikonik di Hati Yogyakarta
Pesona Gerbang dengan Makna Mendalam
Melintasi gerbang masjid, undakan yang disusun dengan cermat memberikan pesan tersendiri. Tiga undakan pertama menunjukkan elemen-elemen kunci: Iman, Islam, dan ikhsan. Kemudian, lima undakan kedua mencerminkan rukun Islam yang berjumlah lima, diikuti oleh enam undakan ketiga yang mencerminkan rukun iman yang berjumlah enam.
Ciri Khas dan Keunikan
Masjid Pathok Negoro memiliki keunikan tersendiri dengan atap tajuk tumpang dua, mahkota masjid dari tanah liat, dan atap yang terbuat dari sirap. Jumlah tumpang dua menandakan kedudukan masjid di bawah Masjid Agung Kauman, yang memiliki tumpang tiga.
Keunikan lainnya adalah adanya pohon sawo kecik, mimbar di dalam masjid, dan kolam keliling. Masjid Sulthoni Plosokuning dengan setia mempertahankan bentuk aslinya, menjadi satu-satunya yang mempertahankan atap sirap sejak tahun 1946.
Petualangan Menuju Keindahan
Bagi para pencinta sejarah dan keindahan arsitektur, Masjid Sulthoni Plosokuning menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Lokasinya dapat dijangkau dengan taxi atau kendaraan pribadi, sementara destinasi terdekat termasuk Candi Gebang dan Embung Tambakboyo.
Membawa Sejarah Hidup Kembali
Masjid Sulthoni Plosokuning bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu perjalanan waktu. Melalui setiap detail arsitektur dan jejak sejarah yang diukir dalam dindingnya, masjid ini mengajak kita merenung tentang kebesaran dan keindahan masa lampau. Jelajahi dan nikmati keunikan Masjid Sulthoni Plosokuning, sebuah destinasi yang menghidupkan kembali sejarah Kasultanan Yogyakarta.
Baca Juga : Paket Family Gathering
Incoming search terms:
- plosokuning yogyakarta
- masjid sulthoni
- Masjid yang ada di yogyakarta
- ploso kuning
- masjid ploso kuning jogja
- masjid plosokuning
- ploso kuning yogakarta
- plosokuning
- detail mihrab masjid pathok negoro
- plosokuning jogja